BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Eliminasi
merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yan berupa urin
maupun fekal.
Eliminasi urin normalnya
adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di
glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk di filterisasi,
hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin sebagian besar hasil
filterisasi akan di serap kembali di tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh
tubuh
.
B. FISIOLOGI DAN ANATOMI ELIMINASI URIN
Urin di
produksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat berfariasi antara
0,5-2ml/menit. Aliran urin masuk ke kandung kemih di kontrol oleh gelombang
parasteltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Aktifitas saraf parasimpatis
meningkatkan frekwensi peristaltic dan stimulasi simpatis menurunkan frekwensi.
Organ-organ tubuh yang barperan dalam proses eliminasi urin yaitu :
Ginjal
Pada orang
dewasa panjangnya kira-kira 12 cm dan lebarnya 5-7,5 cm dan tebalnya 2,5
cm dan beratnya sekitar 150 gram. Organ ginjal berbentuk kurva yang
terletak di area retroporitonial pada bagian belakang dinding abdomen di
samping depan vertebra, setinggi torakal 12 sampai lumbal ke 3. Ginjal di
sokong oleh jaringan adiposa dan jaringan penyokong yang di sebut fasia
gerota serta di bungkus oleh kapsul ginjal yang berguna untuk mempertahankan
ginjal, pembuluh darah dan kelenjar adrenal terhadap adanya trauma. Ginjal
terdiri atas tiga area yaitu korteks, medulla dan pelvis.
Nefron
merupakan unit structural dan fungsional ginjal. Satu ginjal mengandung 1
sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentukan urin. Proses filtrasi,
absorbsi dan sekresi di lakukan oleh nefron. Filtrasi terjadi di glomerulus
yang merupakan gulungan kapiler di kelilingi oleh kapiler dan di kelilingi oleh
kapsul epitel berbanding ganda yang di sebut kapsul bowman. Filtrasi gromerular
adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler gromerular. Glomerular Filtrasi Rate (GFR) adalah
jumlah filtrate yang terbentuk per menit dari semua nefron pada kedua ginjal.
GFR merupakan indikasi jumlah filtrasi yang terjadi. Rata-rata jumlah GFR
normal pada orang dewasa adalah 125ml/menit atau 180 liter/24 jam.
Fungsi utama
ginjal
1.
Mengeluarkan
sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-obatan.
2.
Mengatur
jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh.
3.
Mempertahankan
keseimbangan antara air dan garam-garam serta asam dan basa.
4.
Menghasilkan
rennin, enzim untuk membantu pengaturan tekanan darah.
5.
Menghasilkan
hormon eritropoitin yang menstimulasi pembentukan sel-sel darah merah di
sum-sum tulang.
6.
Membantu
dalam pembentukan vitamin D.
Ureter
Setelah urin
terbentuk kemudian akan di alirkan ke pelvis ginjal lalu ke bladder melalui
ureter. Panjang ureter pada orang dewasa antara 26 sampai dengan 30 cm dengan
diameter 4 sampai 6 mm. setelah meninggalkan ginjal ureter berjalan ke bawah
di belakang peritoneum ke dinding bagian belakang kandung kemih.
Lapisan tengah ureter terdiri atas otot-otot yang distimulasi oleh transmisi
impuls elektrik berasal dari saraf otonom. Akibat gerakan peristaltik
ueter maka urin di dorong ke kandung kemih.
Kandung
kemih
Kandung
kemih merupakan tempat penampungan urin. Terletak di dasar panggul pada daerah
retroperitoneal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandungan kemih
terdiri atas dua bagian yaitu bagian fundus atau body yang merupakan otot
lingkar, tersusun dari otot detrusor dan bagian leher yang berhubungan langsung
dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat spinter interna. Spinter ini
di control oleh system saraf otonom. Kandung kemih dapat menampung 300 sampai
400 ml urin.
Uretra
Merupakan
saluran pembuangan urin yang langsung keluar dari tubuh. Kontrol pengeluaran
urin terjadi karena adanya spinter kedua yaitu spinter eksterna yang dapat di
control oleh kesadaran kita. Poanjang uretra wanita lebih pendek
yaitu 3,7 cm sedangkan pada pria 20 cm sehingga pada wanita lebih beresiko
terjadinya infeksi saluran kemih. Bagian paling luar dari urtra di sebut meatus
urinary. Pada wanita meatus urinari terletak antara labio minora, di bawah
clitoris dan di atas vagina.
C. KARAKTERISTIK
DAN KOMPOSISI URINE
Karakteristik
urin
Urin normal mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1.
Volume. Pada
orang dewasa rata-rata urin yang di keluarkan setiap berkemih berkisar 250-400
ml, tergantung dari intake dan kehilangan cairan. Jika pengeluaran urin kurang
dari 30 ml/jam, kemungkinan terjadi tidak adekuatnya fungsi ginjal.
2.
Warna. Urin
normal warnanya kekuning-kuningan jernih warna inii terjadi akibat adanya
urobilin. Warna lain separti kuning gelap ataw kuning gelap atau warna coklat
dapat terjadi pada dehidrasi. Obat-obatan juga dapat mengubah warna urin
separti warna merah atau oranye gelap.
3.
Bau
bervariasi tergantung komposisi. Bau urin aromataik yang menyengat atau
memusingkan timbul karena mengandung ammonia.
4.
pH sedikit
asam antara 4,5 – 8 atau rata-rata 6,0. Namun demikian pH di pengaruhi oleh
intake makanan. Misalnya urin vegetarian menjadi sedikit basa.
5.
Berat Janis
1.003-1.030.
6.
Komposisi
air 93-97%.
7.
Osmolaritas
(konsentrasi osmotic) 855-1.335.
8.
Bakteri
tidak ada.
Komposisi
urin
Lebih dari
99% dari 180 liter filtrate di filtrasi oleh glomerolus dan kemudian
direabsorsi kembali dalam darah.urin mempunyai komposisi di antaranya :
1.
Zat buangan
nitrogen separti urea yang merupakan hasil daeminasi asam amino oleh hati dan
ginjal.
2.
Hasil
nutrient dan metabolisme separti karbohidrat, keton, lemak dan asam amino.
3.
Ion-ion
seperti natrium, klorida, kalium, kalsium dan magnesium.
D. PERUBAHAN
POLA BERKEMIH
1.
Frekwensi:
meningkatnya frekwensi berkemih tanpaa intake ciaran yang meningkat, biasanya
terjadi pada sistitis, stress dan wanita hamil.
2.
Urgensi:
perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena
kemampuan sfingter untuk mengontrol kurang.
3.
Disuria:
rasa sakit dan kesulitan untuk berkemih. Baiasanya terjadi pada infeksi saluran
kemih, trauma dan striktur uretra.
4.
Poliura
(Diuresis): produksi urin melibihi normal tanpa peningkatan intake cairan
misalnya terjadi pada pasien diabetes mellitus.
5.
Urinary
suppression: keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urin secara tiba-tiba.
Anuria (urin kurang dari 100 ml/24 jam) dan oliguria (urin berkisar 100-500
ml/24 jam).
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URIN
1.
Pertumbuhan
dan perkembangan. Usia dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran
urin. Pada usia lanjut, volume kandung kemih berkurang.
2.
Sosiokultural.
Budaya mssyarakat di mana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada tempat
tertutup, dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada lokasi terbuka.
3.
Psikologis.
Pada keadaan cemas dan stress akan meningkatkan stimulasi berkamih.
4.
Kebiasaan
seseorang. Misalnya seseorang hanya bisa berkemih hanya di toilet, sehingga ia
tidak dapat berkemih dengan pot urin.
5.
Tonus otot.
Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis
untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus, otot dorongan untuk berkemih juga
akan berkurang.
6.
Intake
cairan dan makanan. Alcohol menghambat antideuretic
hormone (ADH) untuk meningkatkan pembuangan urin. Kopi, the, coklat dan
kola yang mengandung kafein dapat meningkatkan pembuangan dan ekskresi
urin.
7.
Kondisi
penyakit. Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urin karena
banyak cairan yang di keluarkan melalui kulit.
8.
Pembedahan.
Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerolus sehingga produksi urin akan
menurun.
9.
Pengobatan.
Penggunaan deuretik meningkatkan output urine; antikolinergik dan
antihipertensi menimbulkan retensi urine.
10. Pemeriksaan
diagnostik. Sitoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra dan spasme pada
sfingter kandung kemih sehingga dapat menimbulkan urin.
F. MASALAH-MASALAH ELIMINASI URIN
1.
Retensi
urin. Merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih dan keridakmampuan kandung
kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah
urin yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml. Normalnya adalah
250-400 ml.
2.
Inkontinensia
urin. Adalah ketidakmamapuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap
untuk mengontrol ekskresi urin. Ada dua jenis inkotinensia yaitu: inkotinensia
stress dan ikontinensia urgensi.
3.
Enuresis.
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan ketidakmampuan untuk
mengendalikan sfingter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau orang
jompo.
NOC
Urinary elimination 0503
-
Intake dan
output cairan seimbang
-
Rasa nyeri
hilang
-
Pasien
merasa tenang dan tidak stress
-
Frekwensi
urin normal
-
Bau urin
normal
NIC
Urinary elimination management 0590
-
Ukur intake
dan output cairan
-
Bantu
mempertahankan normal berkemih
-
Berikan
obat-obat yang mengurangi nyeri
-
Tenangkan
pasien dan menghilangkan sesuatu yang bisa menimbulkan stress
-
Tingkatkan
intake cairan
-
Pasang
kateter
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eliminasi merupakan proses
pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang berupa urin maupun fekal.
Eliminasi urin normalnya
adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di
glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk di filterisasi,
hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin sebagian besar hasil
filterisasi akan di serap kembali di tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh
tubuh.
3.2 Kritik dan Saran
Makalah
kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan kami
kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna
Daftar Pustaka
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Guyton, Arthur C, Fisiologi
Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata:
EGC, 2009.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar