BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 )
Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat lain yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan penyakit.
2.2
FISIOLOGI NUTRISI DAN METABOLISME
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah,
untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.
Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic
dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah
kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus
berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal
adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1
°c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.
2. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan
aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada
saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan
jantung, perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah
secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik
tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi
dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak
sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa
makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas
lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil
lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut
kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke
duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi
pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampur
sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.
Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk
meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan
osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui
system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme,
nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme
merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan
adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam
cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam
massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari
nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi
yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.
2.3
KEBUTUHAN NUTRISI DAN METABOLISME
Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan
protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering
melakukan aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap
sawah, pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi
dan protein yang cukup.
1. Neonatus
- KecukupanEnergi
: 550 kkal
- Kecukupan
Protein : 10 gram
2. Bayi
- Kecukupan
Energi : 650 kkal
- Kecukupan
Protein : 16 gram
3. Toddler
- Kecukupan
Energi : 650 kkal
- Kecukupan
Protein : 16 gram
4. Prasekolah
- Kecukupan
Energi : 1800 kkal
- Kecukupan
Protein : 45 gram
5. Usia anak sekolah
Jenis Kelamin
Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan
Energi : 2050 kkal
- Kecukupan
Protein : 50 gram
Jenis Kelamin
Perempuan / Wanita :
- Kecukupan
Energi : 2050 kkal
- Kecukupan
Protein : 50 gram
6. Remaja
Jenis Kelamin
Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan
Energi : 2600 kkal
- Kecukupan
Protein : 65 gram
Jenis Kelamin
Perempuan / Wanita :
- Kecukupan
Energi : 2200 kkal
- Kecukupan
Protein : 55 gram
7. Dewasa
Jenis Kelamin
Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan
Energi : 2550 kkal
- Kecukupan
Protein : 60 gram
Jenis Kelamin
Perempuan / Wanita :
- Kecukupan
Energi : 1900 kkal
- Kecukupan
Protein : 50 gram
8. Lansia
Jenis Kelamin
Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan
Energi : 2250 kkal
- Kecukupan
Protein : 60 gram
Jenis Kelamin
Perempuan / Wanita :
- Kecukupan
Energi : 1750 kkal
- Kecukupan
Protein : 50 gram
2.4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat bada
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
8. Alkohol dan Obat8.
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial.
Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi
zat gizi di dalam intestine.
2.5
MASALAH-MASALAH GANGUAN NUTRISI
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus,
Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau
kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
ObesitasObesitas merupakan masalah peningkatan berat badan
yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi
yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
2.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient/intake nutrisi
yang tidak adekuat.
NOC :
·
Nutritional Status : food and Fluid Intake
·
Nutritional Status : nutrient Intake
Kriteria Hasil:
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti
NIC :
·
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan
kalori dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien
menggunakan NGT.
·
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
2. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kelebihan intake/gaya hidup/konsumsi terlalu tinggi kalori.
Tujuan:
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
Terjadi penurunan barat badan
Menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak dalam waktu
tertentu
Intervensi:
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Beri motivasi agar menurunkan BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan,
dimana pasien makan
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisis yang
adekuat dan bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut
Anjurkan pemilihan makanan yang sesuai
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang
manis dan alcohol
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang
meliputi pengolaan diit dan pengeluaran energy
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit. ( Wartonah, 2010 )
3.2 Kritik dan Saran
Makalah kami masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan kami kepada para pembaca
untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Docterman dan Bullechek. Nursing
Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis
Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit
buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby
Elseveir Acadamic Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika :
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar